REVIEW KISAH HORROR SEWU DINO
Setelah
cerita KKN di Desa Penari viral di twitter, aku kemudian kepo dengan cerita
horror lainnya. Masih dengan akun twitter yang sama, @SimpleM81378523 kini
aku habis baca cerita Sewu Dino. Kupikir ini cerita tentang seribu harinya
orang meninggal atau apa yang terjadi pada orang yang sudah meninggal sebelum
seribu harinya #soktahu etapi ternyata salah karena ternyata eh
ternyata ini adalah cerita tentang santet dan melibatkan tentang orang-orang
besar.
Bukan
hal baru lagi sih kalau orang-orang besar itu punya dukun atau dibalik
kesuksesannya ada mbah dukun yang bertindak. Pun mereka juga punya saingan yang
bakalan saling membahayakan nyawa masing-masing. Cerita begini menurutku ada kok
di mana-mana. Bukan Cuma di daerah yang diceritakan di kisah Sewu Dino, akan
tetapi—mungkin—di sekeliling kita pun ada.
Oke, langsung saja ya writers,
aku akan mereview Kisah horror Sewu Dino. Tapi sebelumnya, bisa baca reviewku
yang KKN di Desa Penari.
Baca : Review
KKN di Desa Penari
Kalau
ditanya horror-an mana antara Sewu Dino dan KKN di Desa Penari? Aku langsung
jawab, Sewu Dino ini lebih horror dan lebih ngeri. Hmm, kalau film nih
ya, KKN di Desa Penari ini kubandingkan sama Pengabdi Setan, tapi kalau Sewu
Dino sih rivalnya Kuntilanak. Tapi Kuntilanak ini aku juga belum nonton filmnya
karena takut, kalau baca bukunya sih sudah.
Baca : Review
Film Pengabdi Setan
KKN di
Desa Penari ini kan secara garis besar itu ceritanya tentang desa angker tapi
anak-anak malah melanggar asusila. Beda ceritanya dengan Sewu Dino yang sampai
bunuh-bunuhan dan mencari tumbal. Bukan Cuma ngeri tapi ceritanya juga, JAHAT!
Di balik nama besar dan kesuksesan di dunia, ada jiwa-jiwa tak bersalah yang
harus menjadi korban.
Cerita
dimulai dari seorang gadis yang bernama Sri. Dia hidup bersama ayahnya. Sebagai
seorang gadis yang hanya lulusan SD, Sri sempat bingung soal mencari kerja. Yah,
hidup kan butuh duit… hahaha
Sri
akhirnya melamar menjadi asisten rumah tangga. Sri ikut suatu agen gitulah.
Terus suatu ketika dia mendapatkan panggilan, Sri seneng bangetlah.
Kala
itu, banyak banget yang mau diwawancarai. Etapi… ada 3 orang sih yang
lolos termasuk Sri. Dan anehnya, pertanyaannya itu adalah weton kelahiran. Di
mana wetonnya Sri adalah Jumat Kliwon.
Kedua
teman Sri yang lolos itu bernama Erna—kalau aku enggak lupa—dan Dini, yang
ternyata punya weton Jumat Kliwon juga. Terus, kala itu gaji seorang PRT-lah
yaaa berkisar 500 ribu akan tetapi, Sri dan kedua kawannya dibayar 5 juta loh.
Lantas, kerjaan macam apa sih?
Ternyata
oh ternyata, Sri dan kedua temannya dibawa ke hutan belantara. Di tengah hutan
itu ada rumah gubuk yang dihuni Mbah Tamin—seorang dukun—dan juga Dela—gadis
yang ternyata kena santet sewu dino.
Mau gaji
berapapun, tapi kalau tinggal di tengah hutan kok ngeri banget ya? Apalagi
bersama dukun dan gadis yang kena santet dan ditidurin di keranda.
Terus… banyak bangetlah kejadian-kejadian ganjil hingga satu persatu kepingan puzzle
itu bisa Sri rangkai. Mulai siapa Dela, siapa Mbah Karsa Atmaja—yang memperkerjakan
Sri—terus siapa keluarga Kuncoro, siapa Mbah Tamin.
Kejadian
ganjil masih tetap berlanjut, dan Sripun ikut dalam permainannya. Keberanian
dan keingintahuan Sri yang sampai mengakibatkan Erna meninggal dan Dini
kehilangan salah satu kupingnya. Tak sampai di situ saja, Sri dan Dini yang
tetap bekerja di keluarga besar Karsa Atmaja tetap mengurus Dela tapi berganti
tempat. Kejadian ganjil masih saja terjadi. Hingga akhirnya Sri tahu, hal apa
di balik semua itu.
Ternyata,
tumbal sewu dino yang menimpa Dela adalah ulah dari keluarga Atmaja sendiri. Di
mana Mbah Tamin—dukun keluarga Atmaja—mempunyai 2 piaraan yang sebut saja jin,
dan jin ini adalah lelaki dan perempuan. Lewat Sugik—sopir keluarga
Kuncoro—yang kini menjadi sopir keluarga Atmaja, keluarga Atmaja mengirimkan
santetnya. Jadi kayak mengubur boneka di pekarangan rumah keluarga Kuncoro—maaf
lupa namanya aku. Sugik terpaksa melakukannya karena diancam. Dan dia… melihat
keluarga Kkuncoro satu persatu meninggal, bahkan ada yang bunuh diri. Etapi,
ada satu keluarga Kuncoro ada yang sakti, sehingga salah satu piaraan keluarga
Atmaja ditangkap dan membalikkan santetnya.
Jadi…
Ada
hikmah yang sebenarnya bisa kita ambil dari kisah Sewu Dino ini. Hampir semua
orang-orang besar di Indonesia tuh sudah biasa dengan hal seperti ini. Aku sih
tidak heran soal pesugihan dan santet seperti ini.
Buat
pembelajaran buat kita semua saja, hidup cukup sewajarnya asalkan tenang dan
pasrahkan saja semuanya ke Yang Maha Pemberi Hidup.
Sekian
dan terima kasih 😊
Itulah hidup bu....
BalasHapusOrang yg pengen hidup seneng tapi dengan jalan pintas....
Menyekutukan Tuhan adalah dosa yg besar..
Bersahabat dgn setan akan membuat mereka sengsara sendiri..
Mereka terlihat bahagia karena harta dan tahta tapi hati mereka miskin dan tak bahagia....