Selasa, 03 September 2019

REVIEW KISAH HORROR SEWU DINO


REVIEW KISAH HORROR SEWU DINO


Setelah cerita KKN di Desa Penari viral di twitter, aku kemudian kepo dengan cerita horror lainnya. Masih dengan akun twitter yang sama, @SimpleM81378523 kini aku habis baca cerita Sewu Dino. Kupikir ini cerita tentang seribu harinya orang meninggal atau apa yang terjadi pada orang yang sudah meninggal sebelum seribu harinya #soktahu etapi ternyata salah karena ternyata eh ternyata ini adalah cerita tentang santet dan melibatkan tentang orang-orang besar.

Bukan hal baru lagi sih kalau orang-orang besar itu punya dukun atau dibalik kesuksesannya ada mbah dukun yang bertindak. Pun mereka juga punya saingan yang bakalan saling membahayakan nyawa masing-masing. Cerita begini menurutku ada kok di mana-mana. Bukan Cuma di daerah yang diceritakan di kisah Sewu Dino, akan tetapi—mungkin—di sekeliling kita pun ada.

Oke, langsung saja ya writers, aku akan mereview Kisah horror Sewu Dino. Tapi sebelumnya, bisa baca reviewku yang KKN di Desa Penari.


Kalau ditanya horror-an mana antara Sewu Dino dan KKN di Desa Penari? Aku langsung jawab, Sewu Dino ini lebih horror dan lebih ngeri. Hmm, kalau film nih ya, KKN di Desa Penari ini kubandingkan sama Pengabdi Setan, tapi kalau Sewu Dino sih rivalnya Kuntilanak. Tapi Kuntilanak ini aku juga belum nonton filmnya karena takut, kalau baca bukunya sih sudah.


KKN di Desa Penari ini kan secara garis besar itu ceritanya tentang desa angker tapi anak-anak malah melanggar asusila. Beda ceritanya dengan Sewu Dino yang sampai bunuh-bunuhan dan mencari tumbal. Bukan Cuma ngeri tapi ceritanya juga, JAHAT! Di balik nama besar dan kesuksesan di dunia, ada jiwa-jiwa tak bersalah yang harus menjadi korban.



Cerita dimulai dari seorang gadis yang bernama Sri. Dia hidup bersama ayahnya. Sebagai seorang gadis yang hanya lulusan SD, Sri sempat bingung soal mencari kerja. Yah, hidup kan butuh duit… hahaha

Sri akhirnya melamar menjadi asisten rumah tangga. Sri ikut suatu agen gitulah. Terus suatu ketika dia mendapatkan panggilan, Sri seneng bangetlah.

Kala itu, banyak banget yang mau diwawancarai. Etapi… ada 3 orang sih yang lolos termasuk Sri. Dan anehnya, pertanyaannya itu adalah weton kelahiran. Di mana wetonnya Sri adalah Jumat Kliwon.

Kedua teman Sri yang lolos itu bernama Erna—kalau aku enggak lupa—dan Dini, yang ternyata punya weton Jumat Kliwon juga. Terus, kala itu gaji seorang PRT-lah yaaa berkisar 500 ribu akan tetapi, Sri dan kedua kawannya dibayar 5 juta loh. Lantas, kerjaan macam apa sih?

Ternyata oh ternyata, Sri dan kedua temannya dibawa ke hutan belantara. Di tengah hutan itu ada rumah gubuk yang dihuni Mbah Tamin—seorang dukun—dan juga Dela—gadis yang ternyata kena santet sewu dino.

Mau gaji berapapun, tapi kalau tinggal di tengah hutan kok ngeri banget ya? Apalagi bersama dukun dan gadis yang kena santet dan ditidurin di keranda. Terus… banyak bangetlah kejadian-kejadian ganjil hingga satu persatu kepingan puzzle itu bisa Sri rangkai. Mulai siapa Dela, siapa Mbah Karsa Atmaja—yang memperkerjakan Sri—terus siapa keluarga Kuncoro, siapa Mbah Tamin.

Kejadian ganjil masih tetap berlanjut, dan Sripun ikut dalam permainannya. Keberanian dan keingintahuan Sri yang sampai mengakibatkan Erna meninggal dan Dini kehilangan salah satu kupingnya. Tak sampai di situ saja, Sri dan Dini yang tetap bekerja di keluarga besar Karsa Atmaja tetap mengurus Dela tapi berganti tempat. Kejadian ganjil masih saja terjadi. Hingga akhirnya Sri tahu, hal apa di balik semua itu.

Ternyata, tumbal sewu dino yang menimpa Dela adalah ulah dari keluarga Atmaja sendiri. Di mana Mbah Tamin—dukun keluarga Atmaja—mempunyai 2 piaraan yang sebut saja jin, dan jin ini adalah lelaki dan perempuan. Lewat Sugik—sopir keluarga Kuncoro—yang kini menjadi sopir keluarga Atmaja, keluarga Atmaja mengirimkan santetnya. Jadi kayak mengubur boneka di pekarangan rumah keluarga Kuncoro—maaf lupa namanya aku. Sugik terpaksa melakukannya karena diancam. Dan dia… melihat keluarga Kkuncoro satu persatu meninggal, bahkan ada yang bunuh diri. Etapi, ada satu keluarga Kuncoro ada yang sakti, sehingga salah satu piaraan keluarga Atmaja ditangkap dan membalikkan santetnya.

Jadi…

Ada hikmah yang sebenarnya bisa kita ambil dari kisah Sewu Dino ini. Hampir semua orang-orang besar di Indonesia tuh sudah biasa dengan hal seperti ini. Aku sih tidak heran soal pesugihan dan santet seperti ini.

Buat pembelajaran buat kita semua saja, hidup cukup sewajarnya asalkan tenang dan pasrahkan saja semuanya ke Yang Maha Pemberi Hidup.

Sekian dan terima kasih 😊

1 komentar:

  1. Itulah hidup bu....
    Orang yg pengen hidup seneng tapi dengan jalan pintas....
    Menyekutukan Tuhan adalah dosa yg besar..
    Bersahabat dgn setan akan membuat mereka sengsara sendiri..
    Mereka terlihat bahagia karena harta dan tahta tapi hati mereka miskin dan tak bahagia....

    BalasHapus