Review Drama Korea Thirty Nine Episode 1 & 2

 Review Drama Korea Thirty Nine Episode 1 & 2

 

Hai writers, ada yang nungguin drama terbarunya calon manten Son Ye Jin enggak nih? Drama terbaru Son Ye Jin yang bertema persahabatan—Thirty Nine—ini sudah tayang perdana tanggal 16 Februari kemarin. Kupikir sih dramanya ya bercerita tentang persahabatan yang biasa aja, eh ternyata baru episode 2 saja sudah ngajakin nangis. Ada perpisahan kayak cerita persahabatan di drama Korea Now We Are Breaking Up yang belum lama tamat.

 

Bicara soal persahabatan memang menarik banget buat aku. Merasakan punya sahabat yang bisa diajak berkeluh kesah. Tahu kita apa adanya tapi tetap menerima kita apa adanya. Dan bersyukur banget aku juga punya sahabat sedari SMA yang meskipun kita sudah enggak bersama-sama lagi karena pada ngikut suami, tapi komunikasi tetap lancar jaya.


 

Btw, kenapa aku malah curhat sih? Kan aku mau review drama Korea Thirty Nine episode 1 & 2. Maafkan kalau reviewnya aku mengandung spoiler ya writers, karena jujurly aku memang suka baca spoiler film atau drama yang mau aku tonton #ehhh.

 

Review Drama Korea Thirty Nine Episode 1 & 2

Drama: Thirty Nine

Revised romanization: Seoreun, Ahop

Hangul: 서른, 아홉

Director: Kim Sang-Ho

Writer: Yoo Young-A

Network: JTBC

Episodes: 12

Release Date: February 16, 2022 --

Runtime: Wed. & Thu. 22:30

Language: Korean

Country: South Korea

 


Pemain

Son Ye-jin as Cha Mi-jo

Jeon Mi-do as Jeong Chan-young

Kim Ji-hyun as Jang Joo-hee

Yeon Woo-jin as Kim Seon-woo

Lee Moo-saeng as Kim Jin-seok

Lee Tae-hwan as Park Hyun-joon

 

Review & Sinopsis drama Korea Thirty Nine Eps 1 & 2

Drama Korea Thirty Nine ini adalah drama Korea yang bercerita tentang persahabatan 3 orang perempuan yang berusia 39 tahun, mereka adalah Cha Mi-Jo yang diperankan Son Ye-jin, Jeong Chan-young yang diperankan Jeon Mi-do, dan Jang Joo-hee yang diperankan Kim Ji-hyung.

 

Cha Mi-Jo ini bekerja sebagai kepala rumah sakit dermatologi. Karakter Cha Mi-jo ini kalau ngomong suka asal njeplak alias terlalu jujur. Bisa dibilang kurang ramah meskipun sebenarnya baik hati. Hmm, kalau nonton Crash Landing On You, ya miriplah sama karakter Yoon Se-ri. Cha Mi-jo ini juga modis. Dia sebenarnya adalah seorang anak yang diadopsi oleh sebuah keluarga kaya. Cha Mi-jo bisa dibilang beruntung sih karena dia memiliki ayah, ibu, dan kakak yang sayang banget sama dia. Bahkan, meskipun sering beradu mulut sama kakak tirinya, kakaknya Cha Mi-jo, Cha Mi-hyun (Kang Mal-geum) sayang dan perhatian banget loh sama Cha Mi-jo.

 


Saat Cha Mi-jo dilabrak oleh sekumpulan ibu-ibu di kliniknya dan dituduh sebagai pelakor lalu berakhir di kantor polisi, Cha Mi-hyun pun langsung melabrak balik itu ibu-ibu. Kagak terima banget adeknya difitnah dan diserang. Saat tahu kalau Cha Mi-jo ini terkena serangan panik dan ingin beristirahat jadi kepala klinik (ingin cuti setahun dan pergi ke Amerika), Cha Mi-hyun juga bilang ke orang tuanya dan orang tuanya juga mendukung Cha Mi-jo. Mengizinkan Cha Mi-jo beristirahat bahkan orang tuaangkatnya menawarkan mau menemani. Sejauh ini, keluarga Cha Mi-jo bisa dibilang harmonis dan bikin iri sih.

 


Dari 3 orang yang tengah menjalin persahabatan, menurut aku Jeong Chan-young yang diperankan oleh Jeon Mi-do adalah yang paling ngenes dan dari episode 1 sudah mengaduk-aduk emosi.

 

Karakter Jeong Chan-young ini bisa dibilang kasar. Dia juga perokok. Pekerjaan Jeong Chan-young sebagai guru akting. Di episode 1 & 2  belum diceritakan tentang keluarganya tapi fokus tentang  kisah cintanya dengan Kim Jin-seok yang menurut aku embuhlah. Mau dibilang Jeong Chan-young dan Kim Jin-seok berselingkuh, tapi juga enggak separah itu. Dibilang cinta tapi kok Kim Jin-seok sudah menikah.

 

Jadi tuh ceritanya Jeong Chan-young dan Kim Jin-seok kenal karena Cha Mi-jo. Keduanya sih sama-sama tertarik. Terus Kim Jin-seok ini ke luar negeri tapi Jeong Chan-young enggak ikut. Entah bagaimana ceritanya Kim Jin-seok ini malah menikah dengan perempuan lain dan mempunyai seorang anak.

 


Meskipun Kim Jin-seok sudah menikah, tapi dia tetap menjalin hubungan dengan Jeong Chan-young. Kim Jin-seok juga perhatian banget sama Jeong Chan-young. Bahkan saat Jeong Chan-young minta mengakhiri hubungan mereka, bisa-bisanya Kim Jin-seok masih cari perhatian saja dan menolaknya.

 

Dalam hubungan Jeong Chan-young dan Kim Jin-seok, menurut aku yang salah itu Kim Jin-seok. Dia enggak tegas. Dia bahkan dingin sama isterinya dan bersikap hangat pada Jeong Chan-young tapi Kim Jin-seok enggak bisa memilih salah satu. Egois banget, kan?

 


Aku yang awalnya emosi aja sama Jeong Chan-young karena menjalin hubungan sama laki orang, eh kagak tega juga sama posisi Jeong Chan-young. Apalagi saat Jeong Chan-young habis dari kantor Kim Jin-seok terus isterinya Kim Jin-seok datang. Jeong Chan-young pulang dan kehujanan lalu melihat Kim Jin-seok sepayung berdua sama isterinya. Serius kagak tega lihat wajah Jeong Chan-young.

 

Meweknya lagi di episode 2 diceritakan kalau Jeong Chan-young ini sakit dan meninggal. Duh... Nasibnya gini banget?

 


Mungkin yah, Jeong Chan-young salah karena masih menjalin hubungan dengan laki orang yang padahal sudah menikah, Jeong Chan-young enggak pernah tidur sama tuh laki. Jadi kayak main perasaan aja. Cha Mi-jo dan Jang Joo-hee sudah mengingatkan bahkan mengolok-olok Jeong Chan-young karena berselingkuh. Bahkan Cha Mi-jo menyalahkan diri sendiri, sering banget berkata kasar juga ke Jeong Chan-young untuk mengakhir hubungannya dengan Kim Jin-seok. Etapi... yang namanya sahabat, bagaimanapun sahabatnya ya tetap sahabat.

 

Jang Joo-hee diperankan oleh Kim Ji-hyun. Dia adalah seorang manager toko kosmetik. Dia hidup bersama ibunya yang merupakan pemilik sebuah restaurant. Jang Joo-hee ini karakternya pemalu. Di episode 1 & 2 belum banyak diceritakan tentang Jang Joo-hee. Dibandingkan kedua sahabatnya, Jang Joo-hee tidak pernah menjalin asmara bahkan masih perawan diusianya yang 39. Wwaaawww...

 


Di episode 2, baru sedikit diceritakan tentang Jang Joo-hee. Dia yang kayak tertarik sama seorang lelaki pemilik sebuah resto di dekat rumahnya. Tapi ya kayak baru awal sih karena disaat ketertarikan itu muncul, Jang Joo-hee dan 2 sahabatnya makan di restonya si lelaki ini, eh si lelaki ini didatangi seorang perempuan.

 

Oh ya, lelaki pemilik resto ini tuh temannya  Kim Seon-woo yang diperankan oleh Yeon Woo-jin. Kim Seon-woo ini seorang dokter yang baru pindah dari Amerika. Kepulangannya ke Korea karena ingin menyelesaikan masalahnya sama adik angkatnya yang kabur ke Korea dan membatalkan surat adopsi setelah kepergian ibu Kim Seon-woo.

 

Sebenarnya, Kim Seon-woo ini sempat bertemu dengan Cha Mi-jo, Jeong Chan-young, dan Jang Joo-hee di panti asuhan tempat Cha Mi-jo dulu. Kebetulan nih adik angkatnya Kim Seon-woo juga dari panti asuhan tersebut.

 


Karena drama arloji Cha Mi-jo yang tertinggal di panti. Kim Seon-woo akhirnya bertemu dengan Cha Mi-jo untuk menyerahkan arlojinya. Tapi Kim Seon-woo kayaknya emang sudah melirik Cha Mi-jo sejak di panti deh. Ya takdir saja berpihak. Mulai dari ngasih jam tangan, terus menyukai musik yang sama hingga mereka tidur bareng dan Kim Seon-woo ternyata kenalan Kim Jin-seok yang direkomendasikan sebagai dokter di klinik Cha Mi-jo. Lucunya tuh, saat Kim Seon-woo menyatakan perasaannya pada Cha Mi-jo saat mabuk. Tidak ada romantis-romantisnya. 

 

Nonton drama Korea Thirty Nine episode 1 & 2 ini aku bisa mewek. Apalagi yang episode 2, duh akting Son Ye Jin sewaktu nangis dan marah ke Kim Jin-seok karena tahu kalau sahabatnya sakit itu berasa nular. Bikin orang ikutan nangis dan kerasa aja bagaimana sayangnya dia ke sahabatnya.

 


Dan jujurly aku enggak sabar menantikan episode 3-nya. Penasaran sama kisah cintanya Jeong Chan-young dan Kim Jin-seok. Apalagi melihat previewnya kalau isterinya Kim Jin-seok melabrak Jeong Chan-young.

 

Buat writers yang mau nonton Thirty Nine, Thirty Nine ini tayang setiap hari Rabu dan Kamis dan bisa ditonton di JTBC & Netflix. Oh ya, meskipun ini bercerita tentang persahabatan yang dihiasi kisah romansa 3 orang perempuan berusia 39, sejauh ini sih tidak ada adegan dewasanya. Amanlah menurut aku.

 

REVIEW FILM A PERFECT FIT (2021)

 REVIEW FILM A PERFECT FIT (2021)

 

REVIEW FILM A PERFECT FIT (2021). Halo writers, sudah pada tahu kan kalau akhir tahun nanti diberlakukan PPKM? Terus, rencana kalian ngapain saja? Boleh loh melakukan hal-hal berikut. Dan kalau mau nonton, ada nih salah satu film Indonesia yang recomended buat ditonton, yaitu film Indonesia A Perfect Fit.

 


Sebelum aku review film A Perfect Fit, aku mau jelasin dulu kalau A Perfect Fit ini adalah sebuah film original Netflix Indonesia dengan Starvision Plus. Film  A Perfect Fit ini disutradari oleh Hadrah Daeng Ratu. Sementara skenarionya milik Garin Nugroho.

 

Pemain Film A Perfect Fit

Nadia Arina – Saski

Refal Hadi – Rio

Girogino Abraham – Deni (tunangan Saski)

Laura Theux – Andra (sahabat Saski)

Anggika Bölsterli – Tiara (tunangan Rio)

Christine Hakim – Bu Handra (peramal)

Ayu Laksmi – Ibunya Saski

Unique Priscilla – Ibunya Rio

Mathias Muchus – Ayahnya Deni

Karina Suwandi – Ibunya Tiara

Bryan Domani – Agung Gde (adiknya Deni)

Yayu Unru – Pak Ketut

 

Sinopsis Film A Perfect Fit

Film A Perfect Fit ini adalah sebuah film yang menceritakan kisah cinta seorang fashion blogger (Saski) dengan seorang pengrajin sepatu, yaitu Rio. Sebenarnya Saski ini sudah mempunyai tunangan yaitu Deni, hubungannya juga sudah cukup lama, akan tetapi Deni ini temperament dan suka main perempuan. Bahkan, perasaan masing-masingpun masih di pertanyakan. Lantas, bagaimana akhirnya? Bagaimana Saski bisa bertemu dengan Rio dan bagaimana hubungan Saski dengan Deni? Simak review aku yak... Oh ya, film A Perfect Fit ini bisa ditonton di Netflix ya, sudah tayang sejak 15 Juli 2021

 

Review Film A Perfect Fit

Film A Perfect Fit dibuka dengan peragaan busana. Sebagai seorang fashion blogger, tentunya Saski hadir dong. Sebagai tunangan, Deni juga menemani Saski. Saat acara selesai, Saski bertemu dengan beberapa kenalannya, sementara Deni sudah pergi. Karena malamnya Deni ada acara yaitu acara ulang tahunnya.

 

Saat Deni sudah pergi, Saski ditemani sahabatnya—Andra—bertemu dengan Bu Handra. Bu Handra ini sepertinya tertarik sekali dengan Saski. Tanpa dimintapun Beliau malah meramal Saski dan memberikan Saski sehelai bulu angsa. Bulu angsa itu akan menuntun Saski pada takdirnya.

 


Awalnya sih Saski enggak percaya ramalan Bu Handra, malah Andra yang maksa-maksa Saski. Mengikuti arahan yang sempat diberikan Bu Handra. Akhirnya... bulu angsa itu membawa Saski pada Rio. Dan mulai dari sinilah konflik itu dimulai.

 

Karena malamnya bakalan ada acara resmi, Saski dituntut untuk tampil sempurna oleh Deni. Apalagi Deni ini tuh penerus bisnisnya kedua orang tuanya. Saski lalu ingin membeli sebuah sepatu dan dia melihat toko sepatu milik Rio. Padahal toko sepatu itu belum dibuka. Tapi akhirnya??? Ya Saski beli dan dipilihkan Rio secara langsung, pilihannya juga cocok. Tapi karena Saski terburu-buru, eh tahunya dia salah mengambil kotak sepatu dan akhirnya dia balik lagi ke toko sepatu. Padahal Deni sudah marah-marah enggak sabar. Ini acara penting tapi kok tunangannya belum datang?

 


Yahhh namanya juga buru-buru. Tokonya Rio juga sebenarnya belum buka dan masih dalam perbaikan. Sewaktu Saski mau menukar sepatunya, dia malah ketumpahan cat. Padahal buru-buru dan dari seberang tuh pacarnya sudah marah-marah loh. Bisa dibayangkan bagaimana paniknya Saski? Akhirnya Saski dipinjemi bajunya Rio, tapi sewaktu Deni telpon Saski, eh ada suara Rio. Si Deni langsung dong berprasangka buruk. Dan saat Saski sudah sampai di pesta, eh Deni juga malah marah-marah di depan orang banyak. Tidak bisa dibayangkan kalau aku jadi Saski apalagi kata-kata yang dilontarkan Deni itu kasar banget.

 

Yang namanya takdir, Saski dan Rio makin hari makin dekat saja. Bahkan Rio sering loh nyamperin Saski di sebuah cafe. Cafe ini tempat Andra bekerja. Oh ya, Andra ini bukan hanya sahabat Saski ya, tapi juga masih saudaraan sama Deni. Tapi entah kenapa si Andra ini malah mendukung banget si Saski sama Rio. Apalagi melihat Saski nampak bahagia sama Rio. 

 

Dan suatu hari, orang tua Saski meminta Saski untuk melakukan ritual melukat. Tahukan melukat? Melukat yaitu suatu ritual untuk membersihkan atau menyucikan diri seseorang. Awalnya Saski menolak, tapi akhirnya mau. Dan Rio, dia maksa mau mengantarkan Saski loh, padahal Rio ini sudah tahu kalau Saski sudah punya tunangan. Nah... nah...

 

Dan suatu ketika, Rio mau pergi ke sebuah desa tempat Rio biasa memesan sepatu.  Di desa tersebut, Rio mempunyai kenalan yang namanya Pak Ketut. Dan Saski dikenalkan. Dan dalam perjalanan, Rio dan Saski kehujanan. Sesuatupun terjadi hingga akhirnya mereka saling dekat.bahkan nih, Rio berani loh nganterin pulang si Saski, kenalan juga sama orang tua Saski.

 


Sebagai tunangan yang hendak menikah, Deni jelas saja merasa curiga. Enggak terima dong tunangannya dekat sama lelaki lain. Mau menikah, sering terjadi konflik itu wajar. Tapi... Saski sama Deni ini emang kayaknya enggak jodoh. Selain dari sifat mereka yang sudah tidak cocok, secara wetonpun juga. Sampai-sampai si Agung—adiknya Deni—disuruh mencari air dari berapa puluh mata air gitu, aku lupa.

 


Sementara Saski bersama dengan konfliknya di tengah rencana pernikahannya, dalam hidup Rio juga ada konflik. Ibunya Rio hendak menjodohkan Rio dengan Tiara. Tiara ini seorang pengusaha, tapi sayang dia tuh kasar banget. Di depan Rio, dia memecat karyawannya yang menurut dia sudah tidak menguntungkan. Di sini nih Rio merasa enggak cocok sama Tiara. Terus, keluarga besar Tiara itu terkesan sombong, pendidikan Tiara kan lebih dari Rio dan mereka itu seolah merendahkan Rio. Tapi, mau gimana lagi kalau Tiara suka sama Rio sementara gadis yang disukai Rio juga mau menikah.

 

Dan saat sama-sama mempersiapkan pernikahan terus Saski dengan Deni dan Rio dengan Tiara itu pergi ke tempat Pak Ketut, sama-sama mau memesan sepatu buat pernikahan mereka. Deni sama Rio meski sudah sama pasangan masing-masing jelas banget nih pada kayak merebutkan Saski. Aku sih tidak sepenuhnya menyalahkan Deni ya, karena bagaimanapun juga waktu itu Deni kan tunangannya Saski, tapi Rio mendekatinya dan Saski juga menanggapinya. Terlepas dari Deni juga salah karena sifatnya yang kasar ke Saski. 

 


Lagi-lagi ada konflik di tengah rencana pernikahan. Sepatu Saski dengan Deni tertukar dengan sepatu Tiara dan Rio. Masa loh masa, sepatunya tertulis Rio dan Saski. Pak Ketut sengaja nih. Dan dari situ, Tiara menyadari kalau Rio tidak mencintainya dan mencintai gadis lain yaitu Saski. Padahal di keluarga Tiara habis mengadakan acara untuk seorang gadis yang mau menikah, aku lupa namanya apa tapi pakai adat Makasar karena Tiara ini diceritakan bukan orang Bali. Sementara Deni dan Saski?

 

Deni dan Saski kan memang sudah lama tidak cocok. Deni ingin menikahi Saski supaya dia segera mewarisi bisnis kedua orang tuanya. Dan Saski mau sama Deni karena ibunya Saski sakit sementara yang membiayai perawatannya adalah keluarga Deni. Tapi, tahu kalau Deni main perempuan, Saski jelas enggak terima dan akhirnya putus dengan Deni. Bapaknya Denipun juga tidak mempermasalahkannya. Bapaknya Deni tahu pasti akan sifatnya Deni yang kasar.

 

Sama seperti halnya Rio, putus begitu saja sama Tiara.

 


Menurutku penyelesaian konfliknya terlalu cepat dan yaudah gitu aja. Sama-sama putus dari calonnya terus bersama dengan orang yang dicintainya.

 

Film A Perfcet Fit ini mungkin enggak seuwwow bayangan aku. Konfliknya kurang greget. Tapi aku suka dengan nuansa Bali-nya. Saski yang diceritakan sebagai seorang gadis Bali dan berbicara juga menggunakan logat Bali. Dan sebagai seorang fashion blogger, dia tampil fashionable.

 

Dalam film A Perfect Fit ini juga dibumbui dengan adat istiadat Bali, seperti pembacaan lontar, melukat, pencocokan weton, ada juga tradisi gulat lumpur atau Mepantingan.

 

Terus, Bali yang diceritakan juga tak melulu tentang suasana pantainya. Tapi berlatar juga di desa Tenganan, sebuah desa tertua dan bagian dari Bali kuno yang disebut Bali Aga. Dapet bangetlah suasana Balinya.

 

Buat writers yang kangen sosok ‘ibu‘ dalam Pengabdi Setan, Ayu Laksmi ada loh di film A Perfect Fit ini, dia berperan sebagai ibunya Saski yang sakit-sakitan.

 

Menurut aku, film A Perfect Fit ini ceritanya ringan dan cukup menghibur. Recomended juga buat tontonan di akhir pekan atau masuk list sebagai tontonan libur akhir tahun.

 

 

Review Drama Korea Now We Are Breaking Up Episode 1 & 2

 Review Drama Korea Now We Are Breaking Up Episode 1 & 2


Review Drama Korea Now We Are Breaking Up Episode 1 & 2. Hay writers, akhirnya drama Korea yang ditunggu tayang juga. Drama apalagi kalau bukan Now We Are Breaking Up. Drama Korea yang dibintangi Song Hye-kyo Kyo dan Jang Ki Yong ini ternyata meraih rating tinggi loh di episode awalnya. 


Sebelum aku mereview Now We Are Breaking Up episode 1 & 2, yuk kenalan dulu siapa saja pemainnya dan emang ceritanya tentang apa sih?

Pemain Drama Korea Now We Are Breaking Up

Song Hye Kyo - Ha Young Eun

Jang Ki Yong - Yoon Jae Guk

Choi Hee Seo - Director Hwang Chi Sook

Joo Jin Mo - CEO Hwang (ayah Hwang Chi Sook)

Sehun - Hwang Chi Hyung

Jang Hyuk Jin - Go Gwang Soo

Song Yoo Hyun - Oh In A

Kim Bo Jung - Chief Manager Nam Na Ri

Moon Jo Yeon - Ahn Sun Joo

Ha Young - Jung So Yong

Moon Ah Ram - Song Hyun Ju

Kim Joo Hoon - Seok Do Hoon

Yoon Na Mo - Kwak Soo Ho

Ki Eun Se - Seo Min Kyung


Sinopsis Drama Korea Now We Are Breaking Up

Bercerita tentang romansa Ha Young Eun dan Yoon Jae Guk. Ha Young Eun adalah seorang manager tim desain di sebuah perusahaan fashion. Dia memiliki karakter yang cerdas, realistis, dan pekerja keras. Sementara Yoon Jae Guk adalah seorang fotografer lepas yang memiliki segalanya, lahir dari sebuah keluarga kaya raya, mempunyai wajah yang tampan, dan otak yang cerdas. Nah, penasaran kan bagaimana kisah cinta mereka? Kok judulnya Now We Are Breaking Up? Sekarang,  Kita Putus. Makanya, mari aku kasih spoiler episode 1 & 2 nya.

Sebelum aku bercerita, jujur nih sebenarnya aku masih belum bisa move on dari drama Korea Hometown Cha Cha Cha. Drama Korea yang related banget sama kehidupan sekeliling kita, tentang kesederhanaan dan kehangatan dalam bertetangga. Bahkan drama tersebut bisa dibilang jauh dari kata mevvah. Beda banget vibesnya dengan Now We Are Breaking Up, yang menurut aku dunianya mevvah. Yaiyalah wong ceritanya tentang dunia mode dan seni.


Nonton Now We Are Breaking Up ini  aku malah teringat dengan drama Korea Nevertheless yang dibintangi Song Kang dan Han So Hee. Yagimana ya, Now We Are Breaking Up  ini kayak versi Nevertheless setelah pada lulus kuliah dan sudah kerja gitu. Hahaha... 


Review Drama Korea Now We Are Breaking Up Episode 1 & 2

Yups, bener kok kalau episode awal Now We Are Breaking Up ini diberi label 19+. Emang sih, pembukanya aja sudah disuguhkan dengan adegan ranjangnya Ha Young Eun dan Yoon Jae Guk. Padahal, mereka melakukannya dalam keadaan belum saling mengenal bahkan namanya siapa aja belum tahu. Nah loh, pertemuan di pesta antara seorang desainer dan fotografer yang membawa pada cinta satu malam ini ceritanya. Dan sosok Yoon Jae Guk ini malah bikin aku langsung keinget Park Jae Eon di Nevertheless. Ya gimana ya, tatapannya kok kayak penuh gairah gitu. Jang Ki Yong juga lebih gantengan di sini sih daripada jadi Pak Gumiho (menurut aku loh ya 😆).

Tapi yang namanya sudah takdir ye kan, Now We Are Breaking Up  kayak kisah cinta yang disatukan dalam sebuah foto. Karena ternyata, Yoon Jae Guk kan tinggal di Paris, pernah tuh menjual hasil karyanya (foto) dan yang membeli adalah Ha Young Eun. Ha Young Eun suka banget sampai dijadikan wallpaper smartphonenya loh, tapi dia belum tahu sih kalau itu hasil bidikannya Yoon Jae Guk.


Tapi kisah cinta Ha Young Eun dan Yoon Jae Guk kayaknya bakal complicated banget gitu. Hla gimana ya, wong Yoon Jae Guk ini adalah lelaki yang kayaknya dijodohkan sama Hwang Chi Sook yang merupakan atasannya dan ayahnya Hwang Chi Soon ini yang membiayai sekolahnya Han Young Eun. Karna kayaknya nih Ha Young Eun ini bukan dari keluarga kaya. Orang tua Hwang Chi Sook dan ibunya Yoon Jae Guk sudah mengatur kencan buta mereka berdua meskipun pada akhirnya Ha Young Eun yang menemui Yoon Jae Guk dan pura-pura jadi Hwang Chi Sook. Meskipun pada akhirnya ya tahu sih tentang kebenarannya. Dan ternyata Hwang Chi Sook jatuh cinta sama Yoon Jae Guk setelah melihat ketampanannya. Nah loh???


Terus nih, ternyata Ha Young Eun juga merupakan mantannya kakaknya Yoon Jae Guk yang telah meninggal dunia. Etapi, kisah cinta kakanya Yoon Jae Guk (aku lupa namanya) sama Ha Young Eun ini tidak direstui sama ibunya Yoon Jae Guk.


Nah nah... Dan aku penasaran nih kenapa kakaknya Yoon Jae Guk meninggal.


Padahal antara Yoon Jae Guk dan Ha Young Eun ini udah sama-sama jatuh cinta sih. Setelah cinta satu malam dan takdir selalu mempertemukan mereka. Etapi, Ha Young Eun kayak membatasi diri gitu.


Selain bercerita tentang Ha Young Eun, Yoon Jae Guk dan Hwang Chi Sook, Now We Are Breaking Up ini juga bercerita tentang Seo Do Hoon yaitu seorang CEO Vision PR. 

Dan di episode 2 ini kemarin juga diceritakan tentang Hye Rin, seorang selebriti yang banyak mau dan memandang produk lokal dengan sebelah mata.

Drama Korea Now We Are Breaking Up menurut aku loh, ceritanya to the point dan enggak bertele-tele. Bikin  penasaran juga nih episode 3. Harus nunggu seminggu lagi, berasa lama... Hahaha


Aku sih ngerokomendasikan drama Korea Now We Are Breaking Up jadi tontonan di akhir pekan. Tapi, kalau belum 19+ janganlah ya... Hehehe


Buat writers yang sudah pada nonton drama Korea Now We Are Breaking Up , menurut kalian gimana?

REVIEW FILM 2017 : PENGABDI SETAN

 REVIEW FILM 2017 : PENGABDI SETAN

 

Halo teman writers, apa kabarnya? Lagi padabaca buku apa? Atau nonton film? Drama? Apa malah sinetron?

 

Ngomongin soal film, tahun 2021 masih ada yang nonton film horor Pengabdi Setan enggak nih? Film horor yang viral pada masanya dan jujur, Pengabdi Setan ini adalah film horor Indonesia yang paling horor yang pernah aku tonton. Dan sejujurnya dari awal memilih untuk tidak menontonnya karena aku ini penakut, tapi kala itu berkat rayuan suami, yasudahlah… dan sekarang mari kita review saja biar yang belum nonton jadi tertarik nonton. Karena meskipun film lama, Pengabdi Setan ini adalah film yang recommended buat ditonton.

 


Para Pemain Film Pengabdi Setan

Tara Basro sebagai Rini

Bront Palarae sebagai Bapak

Endy Arfian sebagai Tony

Ayu Laksmi sebagai Ibu/Mawarni Suwono

Elly D. Luthan sebagai Nenek/Rahma Saidah

Nasar Anuz sebagai Bondi

Muhammad Adhiyat sebagai Ian

Dimas Aditya sebagai Hendra

Arswendi Nasution sebagai Ustaz

Egy Fedly sebagai Budiman

Fachri Albar sebagai Batara

Asmara Abigail sebagai Darminah

 

Review Film Pengabdi Setan

Dari awal nonton film Pengabdi Setan itu sudah kerasa banget horornya. Gimana enggak? Dari awal saja sudah diputar adegan si Ibu ngebaca mantera enggak jelas.


Oh ya, sekedar informasi kalau Pengabdi Setan ini adalah remake dari film pada tahun 1980-an dengan judul yang sama. Cuman, aku sih enggak berani nonton versi lamanya. OGAH. Paling kayak film-filmnya Suzanna yang bakalan bikin aku tambah takut. So, aku memilih ENGGAK NONTON yang versi lama.


Pengabdi Setan ini adalah film yang menceritakan tentang seorang penyanyi yang menikah dengan seorang lelaki—anak tunggal—tapi ibu dari si lelaki sebenarnya tidak merestui hubungan mereka. Karena pada zaman dahulu, penyanyi itu dianggap pekerjaan yang kurang baik. Etapi, akhirnya sang penyanyi juga menikah sama si lelaki. Tapi sayangnya, sampai 10 tahun pernikahan mereka tidak dikaruniai seorang anak. Alhasil, tuh penyanyi aka si Ibu akhirnya ikut ke grup atau sekte yang bakalan bisa ngasih keturunan buat si Ibu. Lahdalah… minta anak kok ke setan, mbok ke Gusti Allah? Yekan? Yah… mungkin saking kepengennya punya anak kali yaa…

 

Nah, di awal film itu diceritakan kalau si Ibu itu sakit parah hampir 3 tahunan sampai royaltynya (royalty dari albumnya) habis, terus rumah juga digadein. Si Rini (anak pertama) juga berhenti kuliah. Si Ibu ini enggak tahu sakitnya apa, yang jelas tidak bisa ngapa-ngapain sampai anak-anaknya saja sudah pada ogah-ogahan untuk merawatnya.

 

Si Ibu yang tidak bisa ngapa-ngapain ini tidur di kamar atas dan sendirian, jadi kalau mau memanggil anggota keluarga lainnya ya harus bunyiin lonceng. Enggak tahu kenapa juga si Bapak juga ogah menemani tidur, malah tidur di sofa lantai bawah.

 


Oh ya, si Ibu ini punya 4 orang anak, yaitu : Rini (Tara Basro), Tony (Endy Arfian), Bondi (Nasar Annuz) dan Ian (M. Adhiyat). Terus, anak kedua—Tony—dia punya tugas menyisir rambut ibunya. Pernah loh si Tony pulang malam sampai-sampai rambut ibunya belum ada yang nyisirin. Tonypun langsung ke kamar Ibu, mulai nyisirin rambut Ibu. Pas menyisir rambut Ibu, ada suara dari balik jendela, Tony penasara dong. Dilihat enggak ada apa-apa, Tony balik ke arah ibunya. Tapi… ibunya kok melotot dengan mulut terbuka. #SeremPokoknya.

 

Kejadian horor sebelum Ibu meninggal tidak hanya itu saja, selain dari efek rumahnya yang tua di pinggir desa dekat area perkuburan tentunya. Tapi ada kejadian yang bikin para penonton—termasuk aku—berteriak yaitu pas tengah malam Rini mendengar Ibu membunyikan loncengnya. Rini keluar kamar dan masuk ke kamar Ibu, Rini melihat Ibu berdiri tapi di tempat tidur juga ada Ibu yang terbaring. #NahLoh #SerentakParaPenontonTeriak

 

Akhirnya Ibu meninggal. Adegan Ibu meninggal nih ya, proses penguburannya itu detail banget. Dimasukin ke liang lahat, dibuka tali pocongnya. Serem pokoknya. Terus malam harinya juga ada tuh adegan tahlilan, ya kayak di desa gitulah.

 

Oh ya, sehabis penguburan si Ibu ini ada dialog yang membuat aku agak gimana gitu. Tatkala Pak Ustdaz bertanya ke Bapak, kok tidak pernah melihat Bapak di masjid. Dan si Bapak tuh dengan pedenya bilang kalau ENGGAK SHOLAT. Hah? Padahal Islam, kan? Dan Pak Ustadz sih cuma biasa saja, enggak pakai ceramah gitu.

 

Anehnya itu, sehari sehabis Ibu meninggal, lah kok si Bapak malah mau pergi ke kota meninggalkan ke empat anaknya dan ibunya aka nenek. Duh Bapak… enggak kasihan apa sama anak-anak?  Mana Bapak pakai bilang, emang kenapa kalau enggak ada Bapak? Udah pada besar, kan? Yaelah… suasana masih berkabung tuh, Pak?

 

Semenjak kepergian si Bapak, teror anehpun dimulai. Dari kejadian tengah malam si Tony lagi mendengarkan radio terus tiba-tiba radionya itu muter lagu si ibu “Diii… kesunyian malam…”. Udah pindah gelombang, pindah lagi. Terus, pas radio di matiin, tiba-tiba kedengeran suara lonceng ibu. Habis itu, tiba-tiba ada si Ibu di samping Tony dan minta disisirin. #TeriakLagiDeh

 

Enggak cuma itu doang sih, tapi ada adegan pas Ian kebelet pipis dan ngajak Bondi ke kamar mandi yang ada sumurnya, habis dari kamar mandi mereka berdua takut masuk kamar karena liat foto ibunya yang serem itu, terus si Bondi ngelempar selimut tapi fotonya kok malah menerima tuh selimut. Gimana yah ceritainnya? Kayak fotonya itu jadi manusia.

 


Ketengangan demi keteganganpun berlangsung. Seperti halnya si Nenek yang meninggal lantaran kecebur ke sumur dan si Bondi yang menemukan mayatnya. Saking shocknya, si Bondi sampai sakit.

 

Udah gitu, habis si Nenek meninggal, Bondi jadi aneh dan kepengen membunuh si Ian. Padahal tuh dua bocah itu terlihat paling dekat. Boboknya juga sekamar.

 

Sebelum si Nenek meninggal, si Nenek sempat menulis surat. Duh, padahal kan nih film berlatar tahun 1981 yang kebanyakan orang tua belum mengerti baca tulis, tapi si Nenek sudah bisa nulis surat buat teman dekatnya dulu yang saking dekatnya enggak pacaran loh. Dan anehnya, sudah tua kok ya tahu alamatnya padahal komunikasi juga jarang. Aku nonton juga agak mikir nih… hehehe

 

Temen si Nenek ini ternyata seorang paranormal. Dalam surat sih dijelaskan kalau si Nenek minta bantuan. Dan si paranormal ini memberi nasehat begini : intinya kalau saling menyayangi,’mereka’ enggak bisa ngambil salah satu dari kalian. Kalian berempat, anaknya si Ibu-Bapak. Akan tetapi, sebelnya itu kok si Rini enggak percaya sama hal tahayul kayak gitu. Padahal sudah dibilangin, ibunya itu pemuja setan. Dan anak ke empat yang berarti Ian, saat usia 7 tahun harus diserahin ke setan-setan itu atau kalau enggak bakalan dijemput sama mayat-mayat hidup. #NgeriKan?

 

Si Hendra (anak Pak Ustadz) sampai memberi bantuan, mengajak Rini dan adek-adeknya tinggal di rumahnya. Tapi kok ya nolak gitu loh. Padahal di rumah kan Ibu dan Nenek habis meninggal, ayahnya ke kota, mana rumah dekat kuburan plus sering kena teror, kok ya masih aja bertahan. Mungkin kalau enggak bertahan, filmnya langsung bubar kali ya?

 


Teror masih terus berlanjut. Hingga pada suatu ketika, Rini dan adik-adiknya harus mengungsi ke rumah Pak Ustadz. Si paranormal juga minta Rini datang ke tempatnya karena ada hal yang ‘urgent’. Tapi Rini enggak bisa karena harus menjaga adik-adiknya. Berangkatlah Hendra ke sana. Si paranormal ngasih surat, tapi… saat perjalanan pulang si Hendra ini kecelakaan. 

 

Gilanya lagi, Rini menemukan tuh surat saat beberapa orang membawa jenazah Hendra pulang. Mbok ya langsung dibaca, eh malah cuma disimpan doang?

 

Sampai puncak teror, puncak kengerian itu tiba. Si Bapak pulang dan menjemput Rini beserta adik-adiknya. Bapaknya sih berniat mengajak Rini dan adik-adiknya itu ke kota. Lahdalah, tapi mobil yang bakalan membawa mereka ke kota enggak datang-datang. Terus ada adegan si Ian nyebur sumur, si Bapak langsung ikut masuk sumur buat menyelamatkan si Ian.

 

Puncak kengerian terjadi lagi pas tengah malam, pas ulang tahun Ian yang ke tujuh. Ian yang sebelumnya tuh kan enggak bisa ngomong dan hanya diam terus, tapi mendadak mengucapkan mantera yang sama dengan yang pernah Ibu ucapkan dulu. Dan saat Bondi nanya, kamu lagi ngapain? Langsung jawab kalau dia lagi berkomunikasi sama temen-temennya alias para pocong dengan kain kafan compang-camping.

 

Part ini beneran super duper ngeri. Sampai Pak Ustadz meninggal tuh diserang pasukan para pocong. #UdahKayakZombie. Di mana-mana tuh ada pasukan pocong. Tapi Alhamdulillah, si Paranormal datang dan membawa Bapak, Rini, Tony dan Bondi. dan di part ini,Pak Ustadznya kalah loh dari para Zombie, tapi Paranormalnya yang menang.

 

Sementara Ian? Kezel enggak sih kalau ternyata tuh bocah lucu nan imutlah biang dari semua teror ini. Tuh anak konon katanya adalah titisan iblis? Beneran enggak disangka kan?

 


Pengabdi Setan ini membuat aku kayak kapok nonton film horor. Lah gimana enggak, super duper ngeri. Mana tahu kagak, di rumah aku ada loh lemari yang kayak lemari di kamar si Ibu, makin ngeri kan?

 

Tapi… okelah. Aku suka sama nih film. Berkualitas. Beda sama film horor  zaman dulu yang campur mesum. Ini mah kagak ada tuh mesum-mesumnya.

 

Meskipun horor, ada kok adegan-adegan yang bikin ngakak. Kayak waktu Bondi nanya apa itu gigolo. Terus, Ian pas makan upilnya sendiri.

 

Recomendedlah film ini. Ngeri-ngeri sedap. Beneran senam jantung. Nilai 9 lah dari nilai 10. Mana endingnya sulit banget ditebak dan menurut aku sih ngegantung. Dulu pas nonton  di bioskop sih berharap ada season 2-nya, ternyata sampai 2021 tidak ada. Oh ya, mungkin loh cerita horor Sewu Dino kalau di filmkan bisa sehoror Pengabdi Setan ini.

 

Di balik kehororan Pengabdi Setan, sebenarnya film ini banyak kok pesan moralnya :

Ö Mintalah pertolongan pada Tuhan, bukan Setan

Ö Rajinlah beribadah, biar enggak gampang diganggu

Ö Sayang menyayangi


Oh ya, buat teman writers yang mau nonton film tapi mau baca reviewnya dulu, bisa loh cek ricek di Bacaterus.karena di Bacaterus banyak banget review film lama maupun baru, film Indonesia maupun mancanegara.

 

Pandemi begini memang tidak bisa nonton bioskop, tapi tenang saja, banyak kok film atau drama bagus yang bisa ditonton.

YANG MEREKA BILANG


YANG MEREKA BILANG


Senja kala itu, aku masih dalam pengharapan yang pada akhirnya menyisakan keputusasaan. Tak seorangpun tahu dengan apa yang tengah bergejolak pada pikirku, terutama hatiku. Mereka terlampau sibuk dengan apa yang mereka lihat. Konon katanya, aku adalah symbol keberuntungan. Dengan kesempurnaan dan kebahagiaan—yang sebenarnya fana—dan penuh penuh dusta.

Argh…

Mereka tak akan pernah percaya dengan bulir-bulir bening yang sering kali menjadi hiasan di sudut mataku. “Kau tak pernah mampu bersyukur,” ucap seorang jika aku ungkap tentang rasaku.

Ini hidup…
Aku bukanlah bidadari berhati malaikat. Hatiku kerap kali merasa luka ketika lidah mereka mulai menancapkan sebilu. Aku tak pernah mampu membendung air suci yang pada akhirnya membunuh senyumku. Aku… butuh kejujuran. Karena aku Lelah dalam kepura-puraan.

Hingga saatnya Tuhan membiarkan aku berbicara.

Kata mereka, aku jahat, hatiku yang penuh  duri… akulah tempat semua kesalahan berada. Aku bukan lagi symbol keberuntungan. Tapi aku hanyalah awal dari malapetaka. Iya…

Boyolali, 7 Oktober 2019


REVIEW KISAH HORROR SEWU DINO


REVIEW KISAH HORROR SEWU DINO


Setelah cerita KKN di Desa Penari viral di twitter, aku kemudian kepo dengan cerita horror lainnya. Masih dengan akun twitter yang sama, @SimpleM81378523 kini aku habis baca cerita Sewu Dino. Kupikir ini cerita tentang seribu harinya orang meninggal atau apa yang terjadi pada orang yang sudah meninggal sebelum seribu harinya #soktahu etapi ternyata salah karena ternyata eh ternyata ini adalah cerita tentang santet dan melibatkan tentang orang-orang besar.

Bukan hal baru lagi sih kalau orang-orang besar itu punya dukun atau dibalik kesuksesannya ada mbah dukun yang bertindak. Pun mereka juga punya saingan yang bakalan saling membahayakan nyawa masing-masing. Cerita begini menurutku ada kok di mana-mana. Bukan Cuma di daerah yang diceritakan di kisah Sewu Dino, akan tetapi—mungkin—di sekeliling kita pun ada.

Oke, langsung saja ya writers, aku akan mereview Kisah horror Sewu Dino. Tapi sebelumnya, bisa baca reviewku yang KKN di Desa Penari.


Kalau ditanya horror-an mana antara Sewu Dino dan KKN di Desa Penari? Aku langsung jawab, Sewu Dino ini lebih horror dan lebih ngeri. Hmm, kalau film nih ya, KKN di Desa Penari ini kubandingkan sama Pengabdi Setan, tapi kalau Sewu Dino sih rivalnya Kuntilanak. Tapi Kuntilanak ini aku juga belum nonton filmnya karena takut, kalau baca bukunya sih sudah.


KKN di Desa Penari ini kan secara garis besar itu ceritanya tentang desa angker tapi anak-anak malah melanggar asusila. Beda ceritanya dengan Sewu Dino yang sampai bunuh-bunuhan dan mencari tumbal. Bukan Cuma ngeri tapi ceritanya juga, JAHAT! Di balik nama besar dan kesuksesan di dunia, ada jiwa-jiwa tak bersalah yang harus menjadi korban.



Cerita dimulai dari seorang gadis yang bernama Sri. Dia hidup bersama ayahnya. Sebagai seorang gadis yang hanya lulusan SD, Sri sempat bingung soal mencari kerja. Yah, hidup kan butuh duit… hahaha

Sri akhirnya melamar menjadi asisten rumah tangga. Sri ikut suatu agen gitulah. Terus suatu ketika dia mendapatkan panggilan, Sri seneng bangetlah.

Kala itu, banyak banget yang mau diwawancarai. Etapi… ada 3 orang sih yang lolos termasuk Sri. Dan anehnya, pertanyaannya itu adalah weton kelahiran. Di mana wetonnya Sri adalah Jumat Kliwon.

Kedua teman Sri yang lolos itu bernama Erna—kalau aku enggak lupa—dan Dini, yang ternyata punya weton Jumat Kliwon juga. Terus, kala itu gaji seorang PRT-lah yaaa berkisar 500 ribu akan tetapi, Sri dan kedua kawannya dibayar 5 juta loh. Lantas, kerjaan macam apa sih?

Ternyata oh ternyata, Sri dan kedua temannya dibawa ke hutan belantara. Di tengah hutan itu ada rumah gubuk yang dihuni Mbah Tamin—seorang dukun—dan juga Dela—gadis yang ternyata kena santet sewu dino.

Mau gaji berapapun, tapi kalau tinggal di tengah hutan kok ngeri banget ya? Apalagi bersama dukun dan gadis yang kena santet dan ditidurin di keranda. Terus… banyak bangetlah kejadian-kejadian ganjil hingga satu persatu kepingan puzzle itu bisa Sri rangkai. Mulai siapa Dela, siapa Mbah Karsa Atmaja—yang memperkerjakan Sri—terus siapa keluarga Kuncoro, siapa Mbah Tamin.

Kejadian ganjil masih tetap berlanjut, dan Sripun ikut dalam permainannya. Keberanian dan keingintahuan Sri yang sampai mengakibatkan Erna meninggal dan Dini kehilangan salah satu kupingnya. Tak sampai di situ saja, Sri dan Dini yang tetap bekerja di keluarga besar Karsa Atmaja tetap mengurus Dela tapi berganti tempat. Kejadian ganjil masih saja terjadi. Hingga akhirnya Sri tahu, hal apa di balik semua itu.

Ternyata, tumbal sewu dino yang menimpa Dela adalah ulah dari keluarga Atmaja sendiri. Di mana Mbah Tamin—dukun keluarga Atmaja—mempunyai 2 piaraan yang sebut saja jin, dan jin ini adalah lelaki dan perempuan. Lewat Sugik—sopir keluarga Kuncoro—yang kini menjadi sopir keluarga Atmaja, keluarga Atmaja mengirimkan santetnya. Jadi kayak mengubur boneka di pekarangan rumah keluarga Kuncoro—maaf lupa namanya aku. Sugik terpaksa melakukannya karena diancam. Dan dia… melihat keluarga Kkuncoro satu persatu meninggal, bahkan ada yang bunuh diri. Etapi, ada satu keluarga Kuncoro ada yang sakti, sehingga salah satu piaraan keluarga Atmaja ditangkap dan membalikkan santetnya.

Jadi…

Ada hikmah yang sebenarnya bisa kita ambil dari kisah Sewu Dino ini. Hampir semua orang-orang besar di Indonesia tuh sudah biasa dengan hal seperti ini. Aku sih tidak heran soal pesugihan dan santet seperti ini.

Buat pembelajaran buat kita semua saja, hidup cukup sewajarnya asalkan tenang dan pasrahkan saja semuanya ke Yang Maha Pemberi Hidup.

Sekian dan terima kasih 😊

REVIEW KKN DI DESA PENARI


REVIEW KKN DI DESA PENARI


Haloha writers, apa kabarnya? Selasa menggoda jangan lupa bahagia ngomongin cerita horror yuk 😊 kebetulan nih habis baca cerita yang lagi viral di twitter yaitu KKN di Desa Penari hingga aku beneran kepo di mana sih lokasinya? Hahaha…. Baca koment-koment di twitter maupun yang sudah review di yutub juga… dan… yasudahlah dijadikan cukup tahu aja yah 😊

Bdw, sebelum aku menulis reviewnya, aku sudah membaca dari sudut pandang Nur maupun Widya—tokoh yang ngalaminnya secara langsung. Menurut aku nih writers yang kadang demen nonton film horror, KKN di Desa Penari ini kalau dijadikan film pasti bakalan horror banget. Bisa jadi rivalnya Pengabdi Setan. Serius dech… etapi, meskipun horror, bakalan banyak hikmah yang bakal kita petik kok 😊


Sebagai seorang muslim, aku sih percaya kalau yang ghaib itu ada. Entah di balik cerita ini beneran atau malah fiksi, ya alam lain atau kehidupan lain itu ada. Sebagai seorang manusia yang ditakdirkan dengan kesempurnaan dibandingkan dengan makhluk lainnya, kita harus saling menghargai dan menjunjung tinggi etika di manapun kita berada. Jangan ngelanggar larangan dan norma yah

Oke, langsung cuz Review KKN di Desa Penari aja ya writers 😊

Jadi writers, sebenarnya yang KKN di Desa Penari ini ada 14 orang yah, akan tetapi dalam cerita hanya diceritain 6 orang saja karena itu yang saling berkaitan. Mereka ini adalah Wahyu, Anton, Bima, Ayu, Nur dan Widya.

Cerita berawal saat Ayu dan kawan-kawannya tengah mencari tempat untuk KKN. Dengan bantuan kakaknya—Ilham—Ayu akhirnya mengajak Nur untuk observasi ke Desa Penari. Desa ini berada di ujung timur, letaknya di tengah hutan dan tidak bisa dilewati mobil. Jadi, jika ingin ke Desa Penari ini kita hanya bisa naik motor lewat jalan setapak. Itupun melewati hutan yah writers, dan jarak desa dari jalan raya itu sekitar 30 menitan lah.

Dengan diantarkan oleh Ilham, Ayu dan Nur pun berangkat ke Desa Penari. Dan dalam perjalanan, pas lampu merah, ada kakek-kakek pengemis. Beliau menatap Nur iba, menggeleng seolah memberi isyarat : jangan ke sana. Akan tetapi, Nur bisa apa?

Setelah sampai di pinggir hutan menuju Desa Penari, mobil yang ditumpangin Nur, Ayu dan Ilham ini berhenti. Sudah ada segerombolan warga yang menjemputnya. Dan di tengah perjalanan… sesuatu yang ganjil sudah terjadi dengan Nur. Nur yang jebolan pondok ini bisa melihat sesuatu yang ghaib writers. Di tengah hutan, dia mendengar suara gamelan, terus dia juga melihat seorang wanita cantik yang tengah menari di tengah hutan. Dan hanya Nur sih yang bisa ngelihatnya.

Akhirnya, Ilham, Ayu dan Nur pun sampai di Desa Penari. Pak Kepala Desa, Pak Prabu yang juga teman Ilham menyambutnya hangat. Dan sebenarnya Pak Prabu ini menolak keinginan Ayu yang ingin KKN di Desa Penari ini. Tapi… Ayu ngotot sampai nangis-nangis dan janji enggak bakalan berbuat yang enggak-enggak. Enggak enak sama si Ilham, akhirnya Pak Prbau menyetujuinya.

Setelah disetujui, Ayu dan Nur sempat keliling desa gitu deh. Mau melihat tempat-tempat yang bakalan dijadikan prokernya. Di dekat makam, ada sebuah batu besar tertutup kain hitam dan merah, ada sesajennya, di situlah Nur melihat sesuatu yang dia sebut genderuwo. Tapi, Nur hanya diam saja. Makhluk itu seolah enggak suka sama Nur gitu deh… lagi dan lagi,  Nur bisa apa?

Nur, Ayu dan Ilhampun akhirnya pulang. Di sepanjang perjalanan, Nur terus berpikir. Sebenarnya dia ragu, haruskah berlanjut nekat KKN di sana? Tapi… Ayu ngotot bahkan dia menyuruh Nur agar mengajak Bima. Secara, Bima dan Nur itu teman sepondokan dulu.

Okelah… singkat cerita, Nur, Ayu, Widya, Bima, Wahyu dan Anton pergi ke Desa Penari untuk KKN. Sebelumnya, ibunya Widya sih sudah melarang Widya buat enggak KKN di desa itu. Namanya firasat ibu kan ya? Sudah enggak baik duluan. Pun dengan Nur. Dan sewaktu dalam perjalanan, kakek-kakek pengemis itu kembali menggedor-gedor kaca mobil elf yang ditumpangi Nur CS. Masih dengan misi yang sama : jangan dilanjutkan.

Sesampainya di pinggir hutan, Ayu CS sudah ditunggu oleh para warga. Dan lagi… Nur kembali mendengar suara gamelan itu. Pun dengan Widya. Parahnya lagi, perjalanan yang sebenarnya Cuma 30 menit itu terasa sejam lebih buat Widya. Terus, Nur yang bisa melihat alam lain juga merasa diikuti oleh genderuwo itu.

Singkat cerita aja, hal-hal ganjil mulai terjadi satu persatu. Di mulai sewaktu Pak Prabu mengantar anak-anak KKN untuk keliling desa. Makam di desa itu, batu nisannya ditutupi oleh kain hitam. Terus, ada pula tempat yang benar-benar dilarang agar tidak dijamah. Dan tempat itu dibatasi dengan kain merah dan hitam. Terus… ada kejadian ganjil pula sewaktu Widya dan Nur mandi di Sinden—penulis menyebutnya Sinden, mungkin yang dimaksud adalah sendang). Kala itu Nur duluan yang mandi, saat mandi Nur merasa diikuti genderuwo itu, terus dia juga mendengar seorang tengah berkidung. Dan sebaliknya, Widya yang menunggunya di luar juga mendengar Nur tengah berkidung. Terus saat Widya mandi, dia merasa ada yang mengikuti juga. Pokoknya, banyak hal-hal ganjil terjadi hingga akhirnya Nur memberanikan diri ke rumah Pak Prabu di mana di situ ada mbah-mbah tua yang dipanggil Mbah Buyut. Nur bercerita tentang semua hal ganjil yang terjadi padanya dan ternyata… ada yang menjaga Nur. Seorang nenek-nenek yang konon katanya neneknya Nur, dan penunggu desa itu tidak menyukainya. Akan tetapi, penjaga Nur tidak bisa dilepaskan karena sudah digembok dengan Nur, karena jika lepas, Nur yang akan meninggal. Dan salah satu cara agar Nur tidak diganggu sewaktu KKN ya melepaskan penjaga Nur tapi tidak jauh dari Nur.

Hal ganjil yang terjadi adalah Widya yang tiba-tiba menari di pelataran rumah warga yang ditumpanginya. Yang konon katanya, Widya diikuti oleh seorang penari dan memang menginginkan Widya. Dan kata Mbah Buyut, jangan sampai Widya dibiarkan sendirian.

Terus hal ganjil yang terjadi pada Bima adalah Bima yang diam-diam sering keluar malam, pulang membawa sesajen dan menaruh foto Widya di atas sesajennya. Wahyu dan Anton juga sering melihat Bima onani. Anehnya, Wahyu dan Anton sering mendengar Bima tengah tertawa-tawa, tersenyum-senyum sendiri dan di kamarnya kadang ada suara wanita.

Tapi… ada hal ganjil yang paling mengerikan itu sewaktu Wahyu dan Widya pergi ke kota untuk membeli beberapa perlengkapan proker. Sebelumnya, Pak Prabu sudah mewanti-wanti agar Wahyu dan Widya jangan pulang sampai hari gelap. Tapi mereka melarangnya. Bahkan, saat Wahyu dan Widya beli cilok, pedagang cilok juga sudah mewanti-wanti agar segera kembali kalau enggak ya cari penginapan. Tapi Wahyu dan Widya ngotot ingin kembali, penjual cilokpun berpesan agar mereka mengabaikan apa yang terjadi di sepanjang jalan. Jangan tergoda.

Tapi sialnya, motor yang dinaiki Wahyu dan Widya malah mogok di tengah hutan. Wahyu dan Widya tahu, tidak ada desa lain selain desa penari, tapi anehnya di perjalanan dia melihat keramaian, suara gamelan dan penari. Wahyu dan Widya diajak mampir, motor mereka diperbaiki. Wahyu dan Widya dijamu sampil menonton penari. Bahkan, dia diberi oleh-oleh. Dan sampai di pondokan…. Oleh-oleh yang tadi dilihat Wahyu adalah makanan ternyata adalah kepala monyet dengan darah yang masih segar…. #ngeri

Masih banyak hal ganjil terjadi lainnya, seperti Widya yang meminum air yang ternyata ada rambutnya. Terus Widya yang melihat Nur marah-marah dan ternyata jelmaan dari yang menjaga Nur. Widya yang menghilang dan pergi ke Sinden larangan—oh ya, Sinden/Sendangnya ini ada 2 ya writers, di mana yang satunya itu bisa digunakan untuk mandi dan dulu sih digunakan para penari untuk mandi sebelum tampil dan ada satu sinden yang tidak boleh dijamah tadi. Widya yang melihat Ayu menangis sambal menari, Widya juga melihat Bima bersama ular-ular. Ngeri bangetlah pokoknya.

Hingga cerita berakhir dengan Ayu yang melotot seperti mayat hidup dan Bima yang kejang-kejang terus akhirnya meninggal. Disusul 3 bulan kemudian Ayu juga meninggal setelah berobat ke mana-mana tapi tak kunjung pulih.

Dan ternyata, kunci di balik semua itu ada pada Ayu dan Bima. Bima yang berniat mau memelet Widya. Bima dan Ayu yang menyimpan mahkota dan selendang sang penari. Terus, Bima dan Ayu yang telah berbuat mesum di Sinden yang terlarang. Duh…

Dan ternyata… sebenarnya Widya dan Nurlah yang selama ini diincar. Tetapi Nur ada yang menjaganya dan malah salah sasaran. Oh ya, Widya dan Nur yang diincar karena mereka masih perawan.

Jadi writers, di desa penari ini kalau ada perawan atau perjaka yang sudah akil baligh memang sering digoda lelembut gitu. Bahkan anak-anak di desa itu kalau sudah akil baligh malah disuruh merantau atau pergi jauh dari desa gitu. Dan sebenarnya, di dekat desa itu ada desa lelembut gitu, ya kayak desa ghoiblah ya.

Pesan yang dapat kita ambil dari cerita ini tuh banyak, diantaranya :
1.    Jaga etika di manapun kita berada, apalagi di tempat yang baru karena kita tidak pernah tahu sejarahnya kayak apa
2.    Ikuti aturan. Kalau dilarang ya jangan melanggar
3.    Plis deh… jaga nafsunya. Apalagi berbuat mesum dan berhubungan badan di sembarang tempat. Belum nikah lagi. Bukan Cuma di agama saja yang dilarang, tapi itu juga melanggar norma (Baca : Review Dua Garis Biru)
4.    Sempat lupa cerita, Bima ini kan lulusan pondok dan covernya religious. Cover religious bukan jaminan yah, wong dia bisa tuh berbuat mesum di tempat terlarang apalagi sampai niat hati memelet Widya
5.    Jangan ambil jalan pintas. Melet? Duh, cinta sih cinta, tapi jangan syirik yah 😊
6.    Firasat seorang ibu itu banyak benarnya. Jangan disepelekan apalagi bilang : argh, Cuma perasan…
7.    Setiap perbuatan pasti ada pertanggungjawabannya
8.    Ghoib itu ada. Jin itu ada. Ada yang baik dan ada yang jahat. Jadi… lebih baik saling menghormati saja

Oh ya, writers yang penasaran bisa deh langsung baca di twitter @SimpleM81378523 atau cari di yutub soal desa penari ini.

Saranku, bacanya siang aja kalau writers agak penakut. Aku baca siang aja bisa merinding kok… hehehe… lumayan horror sih. Dan kalau dijadiin film, pengen nonton… hahaha 😊 gimana kalau writers semuanya? Oh ya, yang sudah baca, yuk ah ngobrolin di kolom komentar… pendapat writers semua tentang KKN di Desa Penari ini apa?